Jakarta – Perekonomian Indonesia disebut akan terus menghadapi tantangan ke depannya. Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menjelaskan ada beberapa faktor yang harus diantisipasi.
Sri Mulyani menjelaskan, perkembangan ekonomi Indonesia memasuki bulan ke 11 masih perlu diteliti arah dan apa kekuatan yang bisa mendorong perubahan atau disrupsi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia.
“Pertumbuhan ekonomi, investasi dan ekspor adalah hal yang positif dan merupakan momentum yang harus dijaga,” kata Sri Mulyani dalam acara seminar nasional Political Economy Outlook 2018, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (22/11/2017).
Dia menjelaskan pemerintah saat ini sedang fokus untuk memperbaiki iklim investasi. Menurut dia saat ini Indonesia sudah memiliki bekal yang baik, seperti sudah mendapatkan investment grade dari tiga lembaga pemeringkat rating.
Kemudian global competitivnes indeks yang melesat menjadi posisi 36 dari posisi 41. Lalu ease of doing business yang berada di posisi 70-an dari sebelumnya 124.
“Setiap kita maju 1 ranking itu artinya kita mendorong negara lain ke belakang. Peringkat itu belum cukup, masih banyak yang harus dilakukan agar peringkat terus naik,” kata dia.
Kemudian situasi politik juga akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Tahun depan Sri Mulyani menjelaskan ada sekitar 171 pemerintah daerah menggelar pemilihan kepala daerah secara serentak.
“Yang Pilkada itu Provinsi yang menggerakan ekonomi Indonesia seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Bali yang menjadi pusat perhatian,” imbuh dia.
Menurut dia siklus politik ini diharapkan tidak akan membuat situasi yang kurang kondusif.
Fenomena teknologi juga menjadi salah satu faktor. Dia menyebutkan kelompok generasi muda seperti gen Y dan gen Z menjadi penggerak politik, ekonomi dan sosial. Hal ini karena gen Y dan Z memiliki akses teknologi yang sangat baik.