
Gemericik air membasahi tangan berbusa dari sabun yang disediakan tuan rumah. Setelah bersih kami pun masuk ke kediaman sang empunya rumah yakni Mohammad Sirat. Malam itu di penghujung bulan Mei 2021 kami dari CU. Pancur Solidaritas khususnya TP. Benua Kayung berkesempatan melakukan sosialisasi di rumah pak Sirat.
Kegiatan itu sendiri terlaksana setelah melakukan persiapan beberapa kali terutama berkenaan dengan memastikan peserta kegiatan dalam keadaan sehat, maklum masih dalam suasana pandemi.
Di ruang tamu rumah itu telah terlihat beberapa tamu dengan tampilan sarung dan baju koko yang sedang bercengkrama santai. Sesekali gelak mereka berpadu dengan kepulan asap rokok dari paras-paras yang melihatkan mereka sebagai pekerja keras.
Nama dusun itu Sri Lingga, yang merupakan bagian dari Desa Sungai Jawi Kecamatan Benua Kayong Kabupaten Ketapang. Sebagian besar masyarakatnya hidup dari bercocok tanam dan beternak. Tak salah Dinas Pertanian Kabupaten memfasilitasi dua kelompok tani dengan jumlah anggota 25 orang per kelompok.
“Kite ade bantuan alat penggiling padi dari dinas”, ujar pak Sirat dengan logat khas disela diskusi malam itu.
Dari pemaparan warga sendiri kelompok tani yang ada saat ini sudah memproduksi beras hasil pertanian dari warga. Namun mereka juga mengeluhkan kendala yang dihadapi yakni untuk pemasaran dimana harga jual masih murah.
“Kite belum punye kemasan same Brand kali ye, lalu mun kite jual pun harge masih relatif murah jadi kadang tak menutup biaye operasionalnye, jadi itu kendala kite”, timpal Rahman salah satu peserta sosialisasi.
Martinus yang juga Koordinator TP. Benua Kayung, mengungkapkan bahwa hadirnya CUPS di tengah warga salah satunya adalah bagaimana bersama warga untuk memberikan solusi-solusi khususnya bagi usaha dan bermanfaat bagi kehidupan ekonomi masyarakat.
“CUPS hadir untuk menjadi bagian solusi bersama, namun tentu untuk kita bisa bersama-sama dapat mencari solusi tersebut, bapak-ibu harus menjadi anggota dulu, pahami manfaat ber-CU kemudian tentu beberapa ide ke depannya akan bisa kita realisasikan bersama-sama lewat kajian bersama dan melibatkan banyak pihak”, ungkapnya memotivasi warga.
Pada kesempatan tersebut juga dipaparkan materi sosialisasi tentang apa itu CU, pentingnya punya perencanaan keuangan keluarga serta bagaimana CU memberi manfaat bagi anggota. Beberapa ibu pun terlihat antusias mengikuti kegiatan itu. Kehangatan dari kegiatan diskusi itu makin semarak sambil mereka mencicipi olahan cemilan tradisional ala dusun Sri Lingga.

Dari pertemuan perdana pada malam itu, maka disepakati akan ada tindak-lanjut berupa diskusi serta upaya bersama-sama untuk memecahkan masalah tersebut. Disepakati pula hasil pertemuan ini akan disosialisasikan peserta ke anggota-anggota kelompok tani yang ada. Mereka pun terlihat antusias untuk bergabung bersama CUPS.
Demikianlah Sosialisasi CU bukan hanya komunikasi satu arah tentang apa itu CU, namun juga membahas aktivitas warga dan permasalahannya serta pastinya juga disertai upaya untuk mencari solusi bersama. (Suprastha-CUPS).