Kamis, 24 Juli 2014 salah satu putra terbaik Kabupaten Ketapang telah dipanggil Tuhan Yang Maha Kuasa. Beliau adalah dr. Ph. Frans Reagan yang juga wakil ketua pengurus CU. Pancur Solidaritas dan ketua perkumpulan Gema Solidaritas. Dalam usia yang masih cukup muda yakni 33 tahun ayah 2 putri ini meninggal dalam kecelakaan di atas kapal pontoon penyebrangan di daerah Matan Kabupaten Kayong Utara.
Suami dari dokter Sisca yang berdomisili di Sukadana ini dikenal sebagai pribadi yang periang, pekerja keras dan memiliki jiwa social dan solidaritas yang tinggi. Lahir di Sukadana, 24 Januari 1981 dan putra kedua dari bapak Drs. Lukas Laun dan ibu Dra. Fransisca Rasbila ini menempuh ilmu kedokterannya di Universitas Atmajaya sementara studi pasca sarjana yang sedang dijalaninya hingga saat ini di Universitas Soegiyopranoto.
Sebagai seorang dokter yang juga aktivis pemberdayaan dr. Reagan memiliki mobilitas yang tinggi. “sebentar di Marau, sebentar di Sandai, besok sudah di Pontianak eh lusanya sudah di Surabaya”, ungkap Moses salah satu rekannyan di Yayasan Pelayanan Kasih.
Memang sejak tahun 2008 ia mengabdikan dirinya di Yayasan Pelayanan Kasih yang membawahi RS Fatima dan beberapa sekolah swasta. Selain itu ia juga aktif di organisasi Malaria, Bakti Sosial Tenaga Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ketapang dan beberapa komunitas lainnya.
“Selama beliau masih ada di tempat, ia akan bilang oke kalau kita minta bantu, terakhir setelah kami baksos kita sempat arisan dirumahnya pada bulan Juni kemarin” ungkap dr. Willy salah satu rekan dokter.
Di Sukadana sendiri yang merupakan ibukota Kabupaten Kayong Utara beliau dikenal pribadi yang supel dan peduli. Salah satunya adalah sebagai inisiator pendirian gedung paroki stasi Immanuel Gereja Sukadana. “Saya kehilangan teman diskusi, almarhum selalu dapat menterjemahkan ide-ide umat, bahkan gedung paroki ini dibangun atas inisiasinya…kami sangat kehilangan”, ujar Pastor Hernowo mewakili umat Katolik Sukadana.
Di CUPS dan PGS sendiri dr. Reagan dikenal kritis dan memiliki pandangan yang visioner demi perkembangan yang baik bagi lembaga. “Kita akan teruskan semangat pemberdayaan yang begitu kuat lewat lembaga ini”, tegas F. Alkap Pasti yang juga ketua pengurus CUPS.
Memang hidup manusia tidak ada yang dapat meramal hanya kehendak Tuhan sajalah yang menentukan, betapa tidak siang itu dr. Reagan menyebarang lewat ponton menuju klinik Jalin Pameo. Setelah turun dari mobilnya ia yang dikenal sebagai pribadi yang selalu melibatkan diri pada hal-hal yang dirasanya perlu bantuan memandu sebuah mobil tronton yang juga akan menyebrang. Namun entah bagaimana mobil tronton itu mundur dengan tidak sempurna sehingga menggencetnya.
“Kek….tolonglah saya………” pintanya kepada pak Lansi seorang tenaga medis yang tak jauh dari tempat itu. Oleh warga ia diberi pertolongan namun dengan luka dalam yang cukup parah akhirnya ia menghembuskan nafasnya. Jenazahnya pun langsung dibawa ke Ketapang dan pada Sabtu 26 Juli 2014 dikebumikan di Ketapang.
Selamat jalan pak dokter….sahabat…brother…..karyamu akan kami teruskan, kami percaya saat ini engkau telah berada di tempat terindah di sisi Tuhan, kepada keluarga semoga diberi ketabahan dan penghiburan. Salamat jalan kawan…..(Erwin)