Sejarah Singkat CUPS

 

Periode 1980 – 1990

Antara tahun 1980-an – 1990-an di Kabupaten Ketapang telah berdiri sekitar 60-an Credit Union (CU) tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Ketapang. Ciri- ciri CU tersebut adalah masih bersifat lokal dan ada yang eklusif karena berangkat dari arisan perkumpulan/kesamaan asal anggotanya dan latar belakang lainnya, serta pengelolaanya belum terlalu profesional. Banyak CU juga berangkat dari pendampingan dari Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Ketapang.

Di kota Ketapang  sendiri Credit Union pertama yang dibentuk adalah CU. Gema Persada pada tahun 1985. Namun perkembangannya tak maksimal bahkan mengalami kendala karena belum dikelola dengan profesional.

Periode 1991-2000

Tanggal 1 April 1994 didirikan sebuah CU, yaitu CU. Solidaritas, yang diharapkan dapat mengganti CU Gema Persada. Namun cara pengelolaannya pun belum terlalu profesional sehingga perkembangannya cenderung stagnan dengan aset 100-an juta dan anggota pun berjumlah 100-an orang juga.

Periode 2001-2010

Kondisi stagnan dan kurang berkembangnya CU Solidaritas mendorong beberapa pengurus dan anggota menginisiasi untuk melakukan pembaruan. Salah satu hal yang dilakukan adalah mendatangkan tokoh-tokoh peng-inisiasi CU di Kalbar yakni bapak AR. Mecer dan tim (Munaldus, Yohanes Janting dan Albertus Batara Budi) dari Gerakan Pancur Kasih.

Maka dilakukanlah Lokakarya Participative Strategic Planning (Perencanaan Strategis Partisipatif) tanggal 24 – 27 Oktober 2001, dengan fasilitator A.R. Mecer dan Munaldus. Dari pertemuan tersebut didapat 5 hal yang menjadi penyebab CU. Solidaritas kurang berkembang diantaranya :

  1. Komitmen dan konsistensi pengurus yang lemah terhadap kebijakan yang telah ditetapkan
  2. Kurangnya pendidikan dan penyadaran terhadap pengurus dan anggota
  3. Tidak adanya perencanan strategis dan tahunan
  4. tenaga- sarana dan prasarana mengandalkan sepenuhnya dari fasilitas Gereja, dalam hal ini Komisi PSE
  5. Lemahnya semangat swadaya

Dari ”diagnosa” di atas maka dilakukan beberapa langkah bersama diantaranya :

  1. Membuat rencana strategis jangka pendek, menengah dan jangka panjang
  2. Pembaharuan menyeluruh dengan mengubah CU. Solidaritas menjadi CU. Pancur Solidaritas
  3. Memperkuat semangat swadaya dan kemandirian diantaranya menggunakan fasilitas kantor dan infrastruktur pendukung lainnya yang betul-betul milik dari CU. Pancur Solidaritas sendiri, walau proses diawal dari pinjaman ke Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih Pontianak.
  4. Penerapan manajemen dan organisasi yang lebih profesional dimana Ketua Pengurus periode 2002-2004 adalah Tolopan Sihombing sedangkan Ketua Pengawas oleh Didik Eko Purwantoro, S. Pd. Sementara itu ditunjuk Pelaksana Harian yakni Martinus Ahen, S. Pd.

Periode awal berdiri ini Kantor CUPS pindah dari jalan RM. Sudiono (Komisi PSE Keuskupan Ketapang) ke gedung sendiri yakni di Jalan S. Parman Gg. Sukajadi Dalam. Pada Juni tahun 2003 Pelaksana Harian, Martinus Ahen S. Pd mengundurkan diri dan digantikan oleh Mariata Yati, S. Pd. Di tiga tahun pertama CUPS pun masih didampingi oleh Gerakan Pancur Kasih terutama oleh salah satu organisasinya yakni Pemberdayaan Otonomi Rakyat (POR).

Pada 10 tahun awal berdirinya, CU. Pancur Solidaritas dapat melakukan beberapa pencapaian diantaranya :

  1. Pinjaman untuk membangun kantor dan melengkapi infrastruktur awal ke Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih Pontianak yang tenor-nya lima tahun dapat dilunasi dalam waktu hanya 2 tahun.
  2. Pada Tahun 2004 CUPS ditunjuk menjadi tuan rumah Rapat Anggota Tahunan (RAT) Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah (BK3D) Kalimantan yang saat itu dihadiri kurang lebih 40-an CU. CUPS sendiri menjadi bagian dari CU-CU di bawah BK3D Kalimantan.
  3. Perkembangan anggota dan aset pun tumbuh dengan signifikan dimana pada tahun 2001 yang awalnya anggota berjumlah 144 orang dengan aset 172,9 juta pada tahun 2005 anggota berjumlah 3.297 orang dan aset 11,9 Milliar, sementara pada tahun 2010 anggota berjumlah 9.263 orang dengan aset sebesar 74,7 Milliar.
  4. Di tahun-tahun awal pelayanan masih menggunakan sistem manual namun pada tahun 2004 sudah mulai menggunakan sistem komputerisasi yakni Sikopdit MD dan pada tahun 2008 menjadi Sikopdit CS.
  5. Dalam periode 10 tahun pertamanya memiliki Tempat Pelayanan sebagai bagian pengembangan berjumlah 5 TP diantaranya TP. Temangung Rajuk di Pengatapan (yang akhirnya dipindahkan ke Sungai Melayu), TP. Tumbang Titi, TP. Nanga Tayap, TP. Air Upas dan TP. Singkup.
  6. Suksesi Kepengurusan dan Kepengawasan dimana tahun 2005-2007 dilanjutkan 2008-2010 Pengurus CUPS dipimpin oleh Redemptus Musa Narang dan Pengawas dipimpin oleh Didik Eko Purwantoro.
  7. Di sisi Manajemen, Manager CUPS dijabat oleh Mariata Yati (Periode 2005-2007 dan Periode 2008-2010)
  8. Pada Juni 2010 CUPS bergabung ke Puskopdit Khatulistiwa (PUSKHAT) sebagai organisasi sekunder yang menaungi 8 CU primer (sekarang 7 CU primer).

Periode 2011-2021

Periode ini CUPS mengalami perkembangan yang signifikan dan regenerasi kepemimpinan. Adapun beberapa peekembangannya sbb :

  1. Anggota dan aset bertambah dengan baik, misal di tahun 2011 anggota berjumlah 11.426 orang dan aset sebesar 96,9 M, sementara tahun 2015 anggota menjadi 26.000 orang dan beraset 235,9 M dan pada tahun 2020 anggota berjumlah 40.359 orang dengan aset 360,4 M.
  2. Struktur BOD pun mengalami perubahan dimana Ketua Pengurus dijabat oleh F. Alkap Pasti, S. Pd (2011-2013 dan 2014-2016) kemudian dilanjutkan oleh Didik Eko Purwantoro, S. Pd (Periode 2017-2020) dan Thomas More Sulidra Hery Sukardi, A. Md (Periode 2021-2024). sementara di sisi Pengawas menjabat Ketua Pengawas R. Musa Narang, S. Pd (Periode 2011-2013) kemudian dilanjutkan Eko Susilo H, S. Kom (Periode 2014-2016 dan Periode 2017-2020) dan Sutiyo Andri Cahyono, S. S (Periode 2021-2024)
  3. Di sisi Manajemen menjabat sebagai Manager Martinus, SE., MM (Periode 2011-2013 dan Periode 2014-2017). Kemudian dilanjutkan Ridwan, SE (2018-sekarang).
  4. Jumlah Manajemen pun saat ini berjumlah 134 orang (update Agustus 2021)
  5. Periodesasi 2011-2021 Kantor Cabang CUPS berjumlah 13 kantor yakni Ketapang, Sungai Melayu, Tumbang Titi, Nanga Tayap, Air Upas, Singkup, Sukadana, Kendawangan, Marau, Manismata, Jelai Hulu, Sandai dan Benua Kayung.
  6. Nama CUPS pun menjadi KSP CU. Pancur Solidaritas serta pelayanan ke anggota telah berbasis pada sistem digitalisasi.

Tentu dalam prakteknya KSP. CUPS mengalami dinamika yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal termasuk bagaimana Pandemi Covid 19 yang terjadi sejak Desember 2019 melanda. Namun mengusung spirit Kuwai, CUPS tetap mampu beradaptasi dan memberikan pelayanan terbaik bagi anggotanya.

3 comments

  1. Mengerja kan laporan

    Balas
  2. Laporan

    Balas
  3. Menyelesai kan laporan magang

    Balas

Write a Reply or Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.