Barnabas Ghawa atau sering disapa sebagai pak Anton merupakan salah satu anggota CUPS yang berasal dari NTT. Ia dan keluarganya telah lama bergabung KSP CU. Pancur Solidaritas sejak tahun 2001 silam. Pria yang merupakan pensiunan PNS (guru SD) ini memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi.
“Saya dulu juga bersawah dan pelihara kerbau selain juga mengajar ya,… saat ini adalah buka pencucian motor dan warung kecil-kecilan” ujar suami dari ibu Martina Giapo ini. Benar saja, jika kita memasuki kawasan Kanal tepatnya sebelah kanan dekat jembatan pertama jalan menuju Pelang-Tumbang Titi, kita akan menjumpai salah satu pencucian motor yang merupakan milik pak Anton.
“Kalo lama menjadi anggota CUPS saya ini hampir puluhan tahun, mengenalnya awal-awalnya dari ya dengar-dengar berita masalah koperasi akhirnya kebetulan CUPS yang waktu itu awal-awal berdiri masih kecil, kemudian saya bergabung hingga kini”, ujarnya mengenang 20-an tahun silam saat awal CUPS berdiri.
Ia juga menceritakan motivasi awal hingga bergabung dengan CUPS. “Yang mendorong saya masuk CUPS itu saat kecilnya si Kris (anak), saya berpikir gimana nantinya untuk biaya sekolahnya, kemudian juga usaha seperti apa permodalan dan pengembangan usaha, lalu saya pikir di CUPS disitu ada fasilitas simpanan dan pinjaman, lalu saya masuk dan merasakan manfaatnya hingga kini”, ujar salah satu tokoh senior pendidik di Kanalisasi ini.
Ia mengaku dari usahanya baik bertani, berternak dan memiliki warung kecil-kecilan ia dapat menabungkan untuk ia dan keluarganya serta untuk keperluan lainnya. “Dari hasil sedikit demi sedikit kita tabung, puji Tuhan hingga sudah menjadi sebuah rutinitas dan kebutuhan”, ujarnya kembali.
Disela berbincang-bincang, kembali ia mengenang awal membuka usaha pencucian motor. “Menjelang pensiun saya berpikir harus punya penghasilan tambahan, jatuh-jatuhnya buat usaha pencucian karena jalan yang kita lewati disini, tau sendiri-lah jalan jelek tentu kendaraan kotor dan butuh dibersihkan, awalnya bangun sederhana, kemudian berjalan waktu saya pinjam ke CUPS untuk membuat yang lebih permanen, dimana kalau ramai satu hari bisa sampai 30-40 kendaraan yang masuk dan puji Tuhan dari hasil pencucian itu dapat memenuhi kewajiban sebagai anggota CU dan juga untuk kebutuhan lainnya”, ungkap pak Anton.
Ia pun sangat mengapresiasi kehadiran CUPS yang sangat bermanfaat bagi anggota diantaranya juga dalam mendukung pendidikan anak. “CU bagi saya bukan sekedar pinjam saja, tapi bagaimana berkat ber-CU banyak anak NTT dan yang lainnya bisa menempuh pendidikan bahkan di luar pulau, contoh anak saya ada yang di kuliah di Flores, Jakarta, Yogya dan Semarang, ketika butuh biaya kita bisa pinjam dan nanti dicicil pelan-pelan sementara simpanan kita di CU pun tetap ada dan meningkat, saya kira ini sangat bermanfaat sekali dan CUPS betul-betul berarti bagi saya dan keluarga”, pungkas pak Anton.
Usianya boleh beranjak senja, tenaganya tak sekuat dulu lagi, namun sorot matanya dan tutur katanya yang menunjukkan semangat dan keoptimisan masih menjadikan pak Anton menjadi salah satu guru kehidupan bagi kaum muda saat ini. Bagaimana konsep perencanaan dalam keuangan keluarga yang mungkin terlihat sederhana, namun memiliki nilai dan dampak yang luar biasa. Bagaimana mengkolaborasikan pekerjaan, usaha produktif, menabung, perencanaan pendidikan bagi putera-puteri tercinta dengan memanfaatkan “alat yang tepat” bernama CU. Pancur Solidaritas. Sehat selalu buat pak Anton dan keluarga, terima kasih atas inspirasinya…
(Diceritakan dari Ludovikus Farrel Setiawan, mahasiswa Universitas Sanata Dharma saat mewawancarai pak Anton/Barnabas Ghawa)