Keraifan Lokal di Forum Tertinggi Anggota

Pak Sanan anggota CUPS TP. Sei Melayu mendendangkan Petuah tentang Ber-CU
Pak Sanan anggota CUPS TP. Sei Melayu mendendangkan Petuah tentang Ber-CU

“Ooooooooooo…..CU hari ini kita berkumpulllll…..bepakat, berembugggggg…Oooooooo anggota CU semuaaaaaa….ayo kita bersamaaaaaaa memajukan daerahhhhh”, seru seorang bapak saat sesi tanya jawab pada RAT CU Pancur Solidaritas (CUPS) tahun buku 2016 pada 25 Februari 2017 silam dengan pantun berlogat Dayak. Moderator pun sempat dibuat bingung oleh si bapak yang rupanya tidak bertanya hanya ingin menunjukkan kecintaannya pada CU.
Bapak itu bernama Daniel Sanan (60 tahun), ia seorang anggota CUPS di Tempat Pelayanan (TP) Sungai Melayu yang dapat ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dari kota Ketapang, Kalimantan Barat. “Nama saya Sanan, tinggal di pelosok, tepatnya di Cadangan, kalo pendidikan saya STSSS singkatan dari Sanan Tidak Sekolah Sama Sekali”, ujarnya berkelakar yang disambut tawa para peserta RAT lainnya.
Sanan begitu ia disapa adalah satu dari 66 utusan TP-TP yang mengikuti RAT CUPS. Sebelumnya ia terpilih bersama 8 orang lainnya sebagai utusan TP saat RAT TP akhir januari lalu. Siapa sangka bapak yang tak mengenyam pendidikan formal ini mengelola 152 orang anggota di daerahnya. Ia menekankan kejujuran pada anggotanya “Sebagai orang Dayak yang taat sama adat budaya dan hidup bersama kita harus memegang teguh kejujuran”, ujar bapak yang juga sesupuh adat di daerahnya.
Lain pak Sanan lain pula yang dilakukan oleh Pak Syaili Rais (54 tahun) saat Pra Rat di TP. Ketapang ia melagukan syair gulung tentang Credit Union. Syair gulung sendiri adalah seni budaya dari masyarakat Melayu dengan isi tentang sesuatu kegiatan ataupun bertema kritik sosial. Disebut sebagai syair gulung karena memang bentuknya seperti gulungan kertas yang ketika dibaca akan semakin panjang menjuntai ke lantai.
“CU kite CU Peeee Esssss……CU yang mantap dan akurat…..peringkat enam belassss di Indonesia sungguh penebar manfaatttt….” sepenggal syair yang ia lantunkan. Syaili Rais yang juga berprofesi sebagai guru tidak pernah absen menyumbangkan syair gulungnya saat Pra RAT. Baginya forum RAT selain untuk mengetahui perkembangan laporan kerja selama 1 tahun buku juga sebagai ajang aktualisasi bagi dirinya. “Saye persiapkan udah sejak seminggu lalu-lah, saye dah jatuh cinte ame CUPS ni” ujuarnya sambil tergelak dengan logat melayu yang khas.
CUPS sendiri terdiri dari 12 TP dan pada tahun ini ada 11 TP yang melaksanakan Pra RAT secara serentak. Dalam forum Pra RAT tersebut banyak kearifan-kearifan lokal yang secara spontan disajikan oleh para anggotanya mulai dari seni budaya hingga kerajinan tangan contohnya anyaman rotan berupa tikar/lampit, bubu (perangkap ikan), tas kayu kepuak dan masih banyak lagi lainnya.
RAT kali ini pun mengangkat tema Good Leader, Good System and Good CUPS. Tema ini sejalan dengan proses suksesi kepengurusan CUPS untuk periode 2017-2019.
RAT yang sejatinya menjadi forum tertinggi bagi anggota koperasi/Credit Union bukan hanya menjadi forum membahas tentang pencapaian dan program kerja CU namun menjadi semakin kaya warna dengan tampilnya kearifan-kearifan lokal dari para anggotanya. CU menjadi rumah bersama bagi para anggotanya dengan latar belakang yang beraneka ragam. Tanpa disadari CU menjadi sarana perekat dan merawat ke-Bhineka-an dari negri sejuta pulau ini.
Perbedaan sejatinya bukanlah kendala yang harus dipertentangkan, namun perbedaan adalah kekuatan yang memperkaya warna dari wajah lembaga pemberdayaan ini. CU penuh keunikan yang bukan hanya bicara tentang financial semata namun juga tentang sosial dan budaya. (Erw)

solidaritas

Write a Reply or Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.