Indef Prediksi Nilai Tukar Rupiah Melemah Menjelang Lebaran 2018

TEMPO.CO, Jakarta – Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira Adhinegara, menyebut rupiah diprediksi melemah menjelang Hari Raya Lebaran 2018. Ia pun mengatakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14 ribu-Rp 14.200 per dolar Amerika Serikat pada Juni 2018.
“Bulan Juni itu ada rapat FOMC The Fed (Bank Sentral Amerika). Kemungkinan besar Fed Rate naik tahun ini dan akan mendorong pelemahan rupiah,” tutur Bhima lewat pesan pendek, Selasa, 15 Mei 2018.
Federal Open Market Committee atau FOMC adalah dewan rapat kebijakan bank sentral Amerika. Menjelang rapat dewan itu, kata Bhima, investor biasanya berspekulasi ihwal kenaikan Fed Rate.
Bhima menjelaskan, jika melihat indeks dolar sejak kenaikan Fed Rate pada Maret, trennya meningkat dari level 89 menjadi 92,5. Hal itu menunjukkan ke depannya tren indeks dolar akan selalu menguat.
“Dollar index menunjukkan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap enam mata uang dominan lainnya. Beberapa pengusaha juga mulai mengoleksi dolar sebagai antisipasi melemahnya nilai tukar rupiah dalam jangka panjang,” tutur Bhima.
Diberitakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, 16 Mei 2018, bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp 14.065 dibanding posisi sebelumnya Rp 14.030 per dolar Amerika.
Pada pukul 08.23 WIB, spot dibuka melemah 33 poin atau 0,24 persen di 14.070 per dolar Amerika. Nilai tukar rupiah terpantau masih berada di posisi Rp 14.070 per dolar Amerika saat IHSG dibuka melemah 0,98 persen di level 5.780,88 pada pukul 08.55 WIB hari ini.
Terkait dengan pelemahan rupiah ini, Bhima menyebut Bank Indonesia harus segera menaikkan suku bunga acuan lewat BI 7-Day Reverse Repo Rate untuk menahan keluarnya dana asing. Pemerintah, kata dia, juga harus memacu cadangan devisa lewat peningkatan kinerja ekspor produk unggulan, seperti tekstil, alas kaki, serta produk turunan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). “Terakhir, agak jangka panjang langkahnya, yaitu diversifikasi perdagangan ke negara tujuan alternatif,” ucap Bhima (dari Tempo)

solidaritas

Write a Reply or Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.