“Alhamdullilah habis lebaran sampai nanti lebaran Haji, ramailah orderan yang masuk”, ujar ibu Rostinawati lugas, saat kami temui disela-sela ativitisnya di rumah yang beralamat di jalan Sultan Jalalludin, Kauman Kecamatan Benua Kayung.
Senyum sumringah ibu yang sering disapa sebagai Bik Ros ini semakin terlihat, manakala ada seorang pelanggan yang datang mengambil beberapa paket kotak hantaran yang telah ia siapkan. Tak berlangsung lama dua buah kotak kaca dan beberapa pernik hiasan masuk ke dalam mobil si pelanggan.

“Kotak itu mereka sewa, lalu bunga telurnya mereka pesan untuk acara pernikahan akhir minggu ini”, ujarnya singkat sambil melepas si pelanggan lepas dari pandangannya.
Bik Ros mengaku telah lebih 20 tahun lebih menekuni usaha ini. Ia sendiri berasal dari Semarang sementara almarhum suaminya berasal dari Ketapang. “Saya asli Semarang, suami dulu kerja kapal trayek Ketapang-Semarang, bawa barang, nyangkutlah ke sini”, ujarnya tergelak.

Ia mengaku belajar adat istiadat khususnya Melayu Ketapang, dan perlahan melihat hal itu sebagai peluang. Selain itu ia mengaku juga menekuni usaha pembuatan kue saat menjelang hari raya. “Pokoknya ndak putuslah berusaha, sama-sama ditekuni bersama keluarga”, ungkapnya bersemangat.
Bakat dan usahanya juga menular pada menantunya yakni Elta Sunarita yang saat ini kerap kali membantu ibu mertuanya mengelola usaha keluarga ini. “Ibu tu aktif di masyarakat jadi selain usaha ini, ia didapuk jadi Ketua RT udah tiga kali berturut, jadi saya pun membantu ibu, sama-samalah menjalankan usaha ini”, ungkap Elta Sunarita
Dari usaha ini ia mengaku bisa menyisihkan tabungan di CUPS serta bermitra dengan CUPS ketika membutuhkan modal untuk pengembangan usaha. “Hasil usaha selain untuk kebutuhan kita, juga kita sisihkan dalam bentuk simpanan rutin di CUPS, lalu ketika kita ingin mengembangkan usaha kita bisa lakukan pinjaman dengan jasa dan angsuran yang ringan, jadi sangat bermanfaatlah kita bergabung jadi anggota CUPS”, ujar ibu dua anak ini.
Pandemi Covid 19 memang sedang melanda dan cukup membawa dampak besar di bidang ekonomi. Keterbatasan mobilitas aktivitas warga cukup memperlambat pergerakan ekonomi. Namun keoptimisan mesti dibangun dan ditumbuhkembangkan. Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) sebagai usaha di grass root terus bergeliat, dan ini tentu harus kita dukung bersama. Usaha terus bergerak, kemitraan yang tepat dan taat protokol Kesehatan menjadi sebuah solusi agar ekonomi ini kembali bangkit. (red)