Sebuah film dokumentar rencana tayang di Metro TV pada penghujung tahun ini, tepatnya tanggal 31 Desember pukul 09:30 dan awal tahun ini tanggal 1 januari 2012 pukul 10:30. Film yang bertema penyelamatan Orangutan (Pongo pygmaeus) di Kalbar ini digagas oleh sekretariat DPD RI. Sebuah kehormatan pula yang menjadi host adalah Maria Goreti, S. Sos, M. Si anggota DPD RI perwakilan Kalimantan Barat.
Berlatar belakang beberapa daerah di Kalimantan Barat diantaranya Ketapang dan daerah perbatasan sengaja diangkat karena memang menjadi habitat asli dari Orangutan ini. Tim yang datang meliput di Ketapang dari tanggal 14 Desember hingga 16 Desember 2011 ini langsung hunting narasumber yang memang terlibat aktif dengan usaha penyelamatan Orang Utan diantaranya IAR (International Animal Rescue), BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Ketapang, Yayasan Palung dan beberapa NGO.
Salah satu narasumber yakni dokter hewan Adi dari IAR, mengungkapkan Orang Utan yang ada direhabilitasi oleh IAR di Ketapang berasal dari beberapa daerah di Kalimantan Barat seperti Monterado dan Sintang dan beberapa daerah lainnya. Umumnya mereka diamankan dari tangan masyarakat yang memeliharanya dengan kondisi yang memprihatinkan sakit dan tak terawat.
Maria Goreti sendiri mengungkapkan keprihatinannya akan kondisi dari kerabat manusia yang kemampuan reproduksinya (melahirkan anak) terbatas yakni 2 sampai 3 anak selama hidupnya. Dimana saat ini keberadaan Orang Utan semakin mengkhawatirkan dengan aktivitas manusia salah satunya alih fungsi lahan besar-besaran.
Keinginan Wanita asal Kabupaten Landak ini untuk menyelamatkan Orang Utan semakin kuat, setelah ia berinteraksi langsung dengan 40-an Orang Utan di pusat rehabilitasi IAR. Namun diantara Orang Utan yang ada dengan nama-nama unik ada seekor Orang Utan yang masih reaktif dan tempramen yakni “Raja”. Bahkan dengan nakalnya ia melempar pengasuhnya dengan kulit durian yang buahnya baru ia makan.
Pada Kesempatan itu Maria Goreti bersama tim menyempatkan singgah di Radio Komunitas Gema Solidaritas untuk membuat Iklan Layanan Masyarakat tentang Orang Utan. Selain itu Tim Pembuat Film Dokumenter yang di pimpin Dhandy mengadakan workshop kecil tentang pembuatan film yang melibatkan komunitas pembuat film di Ketapang. Pada kesempatan itu pula pria yang pernah menjadi juri Eagle Award ini memutarkan film hasil karyanya bertema Kekerasan saat Pemogokan Karyawan PT. Freeport di Papua yang telah diputar di 3 kota memperingati hari Hak Asasi Manusia 10 Desember yang lalu.
Di akhir pertemuan Maria Goreti mengajak semua elemen untuk peduli lingkungan lewat perannya masing-masing. Bisa dengan foto, film, bersuara ataupun terlibat langsung kita dapat ikut menyelamatkan Orang Utan. Menyelamatkan Orang Utan berarti kita juga menyelamatkan hutan sebagai titipan anak cucu kita.
Oleh: Viktor Damianus Irwin-Rakom Gema Solidaritas